Search This Blog

Wednesday, November 10, 2010

Bagaimana diving di atas pasir ?

Masalah utama dari dive site yang berpasir adalah visibility yang dapat seketika berubah menjadi sangat buruk akibat diver yang kurang memahami teknik menyelam di area berpasir.
Dive site untuk fotography makro contohnya, bisa rusak hanya oleh ulah seorang anggota group yang mengepakkan fin ke pasir. Semua hewan langsung lari atau sembunyi. Atau jika mereka tetap ada di atas pasir pun, akan sulit menghasilkan foto yang bersih karena visibility yang kacau.
Wreck yang sudah terisi pasir, bisa menjadi dive site yang berbahaya jika diver tidak tau cara mengepakkan fin mereka, menghancurkan visibility dan membuat diver di belakangnya kehilangan arah.

Disinilah (lokasi berpasir) sebenarnya keterampilan diving kita diuji, mulai buoyancy, teknik finning, teknik mendarat di pasir, teknik 'berpegangan' di pasir hingga teknik take off dari pasir.
Diver yang belum menguasai hal-hal tersebut diatas dapat membuat rekan-rekan yang lain sebel, menggerutu dan bisa-bisa diver tersebut 'dihukum' tidak boleh ikut trip lagi hehehe...


So berikut ini adalah beberapa tips yang dapat anda lakukan ketika anda menghadapi medan berpasir, entah sand bottom (pasir di bawah), atau pasir di slope (30 to 60 degree).

Buoyancy  --> an absolute must ! Teknik apapun yang anda pelajari, jika anda belum bisa mengontrol gerakan vertikal anda, maka akan percuma saja, pasir tetap akan naik. Maksudnya, jika anda terus-terusan harus terbentur dengan dasar pasir, dinding pasir di samping anda, maka otomatis pasir akan naik.
Jika anda ingin menghindari 'kemarahan' rekan-rekan satu group anda, anda harus stay well off bottom (melayang jauh dari permukaan pasir, koral atau dari dinding).
Kemudian pertanyaannya : Jika anda berada jauh dari koral atau pasir yang menjadi object diving itu sendiri... terus selama diving anda ngeliat apaan ? :).
Tentu saja kalau kita tidak bisa mendekat ke object2 yang menarik di permukaan pasir, permukaaan koral dst, kita tidak bisa betul-betul menikmati diving. So Buoyancy Control is a must...

Buoyancy perlu juga dikuasai ketika anda sedang turun mendekati permukaan pasir atau tebing. Jika kita tidak pandai mengatur buoyancy maka kita akan 'mendarat' dengan keras, padahal maksud kita hanya mendekati saja. Pasir terburai, koral rusak.



Posisi tubuh (Body Position) saat diving --> Jika anda selama ini kurang peduli dengan posisi tubuh anda saat diving, ini saatnya anda berpikir ulang...
Seorang diver entah karena tidak menguasai teknik buoyancy, weight distribution, atau finning yang baik cenderung untuk diving dalam posisi 45deg atau bahkan vertikal.
Seharusnya anda bisa merasa nyaman (dan bertahan lama / istirahat / tanpa pergerakan yang berarti) di posisi horizontal.
Posisi diving yang tidak horizontal membuat kepakan fin anda akan menyapu pasir di bawah anda. Usahakan posisi tubuh yang paralel dengan arah diving anda.                      
Akan sangat sulit menjaga untuk tetap berada di kedalaman yang sama jika tubuh anda cenderung vertikal ketika diving. Akibatnya anda akan sering mengepakkan fin untuk maintain depth, nafas menjadi boros.

Jika anda ingin mengamati sesuatu di atas pasir dengan lebih seksama, anda juga bisa menggunakan posisi kepala di bawah sehingga fin tetap berada jauh dari pasir. Teknik ini membutuhkan buoyancy yang baik dan kondisi peralatan yang prima.
Masker tidak bocor, regulator tidak mudah freeflow / berat, BCD memiliki dump valve di bagian belakang bawah (ketika kepala berada di bawah, otomatis dump valve ini berada di atas !), karena anda tidak mungkin menggunakan tombol deflate di BCD anda.


Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah :
* Pilih fin dengan buoyancy yang memiliki neutral buoyancy (melayang) atau sedikit positif (cenderung mengambang). Kebanyakan fin yang saya jumpai cenderung negatif sekali atau sedikit negatif. Keduanya akan  sedikit menyulitkan untuk mendapatkan posisi diving horizontal.

* Weight distribution : letakkan weight dibelakang (diatas) pinggang, bukan di depan perut yang membuat bagian bawah tubuh cenderung turun dan memaksa anda diving dalam poisisi vertikal.
Jika BCD anda memiliki back pocket di bagian punggung atas, manfaatkan lah pocket tersebut. Anda juga dapat menempatkan 1 atau 2 weight (pemberat) di tank strap anda dan mengurangi pemberat di sabuk.
Weight pada tank strap


Intinya sebenarnya : Semakin banyak beban ditempatkan diatas pinggang/perut anda (yang adalah poros keseimbangan), maka semakin mudah anda untuk menunduk / diving dalam posisi horizontal.


Teknik lain yang cukup simple adalah menurunkan posisi tank strap anda, sehingga lebih banyak lagi bagian dari tanki yang berada di atas tank strap. Jika anda melakukan ini, anda perlu menyesuaikan dengan tipe BCD dan keleluasaan gerakan kepala anda. Mungkin anda tidak terlalu nyaman jika kepala anda sering terkena 1st stage regulator. Hati-hati dengan kepala anda jika anda sering melakukan backroll entry.
Pilih BCD yang bagian belakang leher agak tebal, ada pelindung kepala atau gunakan hood.



* Terakhir, berlatihlah terus menerus agar dapat merasa nyaman diving dalam posisi horizontal. Berlatihlah agar nyaman terbang dekat dengan koral tanpa menyentuhnya. Ini memerlukan latihan terus menerus untuk membiasakan diri nyaman melayang tipis diatas koral.
Berlatihlah manuver2 dalam posisi horizontal, bergerak kedepan, berputar, bergeser menyamping, mundur dst. (Note : hanya menggunakan kaki saja, tidak menggunakan tangan).


Bagaimana dengan peralatan (equipment) kita ?
Packed up, Streamline --> Don't be a 'Christmas Tree' diver, dengan segala macam peralatan menggantung di BCD anda. Bawa peralatan seperlunya, usahakan masukkan peralatan kedalam pocket BCD, tidak digantung-gantungkan yang memungkinkan peralatan tersebut menggaruk pasir.
Kurangi peralatan yang menjuntai keluar, tidak rapi dll, usahakan sesedikit mungkin hose yang menjuntai keluar dari tubuh anda. Rapikan hose ke BCD anda, gunakan moutfish holder (octo holder) agar 2nd stage anda tidak menjuntai dan menggaruk pasir.
Gunakan lanyard, retactor, clips dll untuk membuat semua peralatan anda menyatu di tubuh anda.
Dengan menjadi streamline anda menghemat nafas (karena less drag), menghemat uang (peralatan lebih tahan lama / awet), menjaga visibility dan terutama juga meminimalisir kerusakan koral selama diving.



Teknik Finning (Kicking Technique)
Sangat jelas bahwa teknik mengayuh fin (finning technique) sangat mempengaruhi kemudahan manuver anda sekaligus untuk menghindari pasir naik.
Cobalah mempelajari teknik finning berikut ini :
Scissor kick --> Teknik kicking paling efisien.
Frog kick
Flutter kick --> Teknik kicking yang paling umum dipakai, santai tapi kurang bertenaga
Ankle kick
Split kick

Dan terutama sekali hindari melakukan bicycle kick. teknik 'mbecak' (mengayuh becak) kata orang Suroboyo...

Dua website yang menurut saya cukup baik untuk dijadikan acuan teknik finning adalah dive the world dan divernet. (left klik to go directly to those sites).

Dua teknik finning yang dianjurkan di atas permukaan pasir adalah Frog Kick dan Ankle kick.
Modified Flutter Kick / Ankle Kick

Yang terbaik untuk manuver di atas pasir adalah ankle kick, dimana anda harus menekuk lutut, sehingga telapak kaki berada di atas (ada jarak yang cukup dari pasir) dan hanya menggunakan pergelangan kaki (angkle) untuk mengayuh. Paha dan kaki anda relatif tidak bergerak, hanya pergelangan kaki saja yang bergerak. Teknik ini juga sangat diperlukan ketika harus menerobos celah sempit dalam wreck diving.
Teknik ini memiliki tenaga kayuh (trust) yang paling lemah dari semua teknik kicking, tapi tentu saja sangat berguna untuk tetap dapat bermanuver maju diatas permukaan pasir tanpa perlu mengaduk-aduk pasir nya.

Setelah anda merasa berada cukup jauh dari pasir, anda bisa mengganti kicking anda ke jenis yang lain (frog kick, scissor, flutter dll).

Latihlah juga teknik bermanuver di atas pasir, seperti manuver berputar (Helicopter Turn) dan juga manuver mundur (Reverse / Backward Kick).
Seringkali anda mengaduk pasir justru saat anda ingin menoleh ke samping, berputar arah 180 derajat, atau mundur. Kalau anda tidak pernah berlatih melakukan manuver diatas, menguasai ankle kick saja tidak akan menyelesaikan masalah.
Dan perlu diperhatikan bahwa untuk melatih helicopter kick dan reverse kick anda selalu harus memerlukan buoyancy yang perfect. Its all connected.... :).


Teknik mendarat di atas pasir / teknik berhenti (istirahat) di atas pasir.
Seringkali anda perlu untuk mendarat di atas pasir. Entah untuk berfoto, memfoto, membenahi weight belt, fin atau equipment lainnya.
Beberapa teknik yang dianjurkan adalah :

* Dengan jari
Gunakan satu jari untuk menusuk pasir, anda bisa juga menggunakan pointer untuk mendarat dan berpegangan di pasir.
Teknik ini dapat juga anda lakukan di lokasi yang penuh dengan koral dan anda ingin meminimalisir sentuhan dengan koral : carilah pasir, tancapkan jari / pointer anda disana.
Tentu saja dengan catatan arus tidak terlalu kuat.
Kemudian semakin dekat anda dengan permukaan pasir / koral semakin kecil arus yang anda akan rasakan. Jadi selain menancapkan jari / pointer ke pasir, anda perlu juga 'berlindung' di atas pasir / koral tanpa anda perlu menyentuhnya.
Teknik ini bagi saya adalah teknik yang paling recomended karena akan meminimalisir kerusakan koral dan biota laut lainnya. Hanya jari anda yang bersentuhan dengan pasir, tidak ada bagian tubuh yang lain. Hanya jari anda saja yang perlu dibersihkan ketika anda ingin take off dari pasir. Juga anda dapat memposisikan tubuh anda lebih dekat dengan pasir untuk meminimalisir dorongan arus.

Kebanyakan orang akan menggunakan telapak tangan untuk memegang pasir, dan secara reflek anda akan berusaha untuk 'mencengkeram' pasir. Ini malah akan berakibat pegangan anda terlepas, karena pasir memang tidak bisa dipegang dan akibatnya malah banyak partikel pasir yang naik. Gunakan jari / pointer untuk menusuk sedalam-dalamnya ke dalam pasir.

* Dengan lutut
Berdiri dengan 2 lutut di atas pasir, kemudian baru letakkan fin perlahan-lahan.
Anda tetap menggunakan lutut sebagai tumpuan, bukan fin anda. Perhatikan dahulu lokasi dimana anda akan mendarat, agar fin anda tidak merusak biota laut yang ada.

* Satu lutut dan satu telapak kaki
Satu kaki ditekuk ke depan sehingga satu kaki menahan dengan lutut dan kaki yang lain menahan dengan telapak kaki / fin.
Berdiri di atas pasir dengan satu lutut dan
satu fin

Posisi ini juga memudahkan anda untuk mencopot BCD dan melakukan perbaikan setting pada tanki, regulator dan lain-lain.










Jika anda akan berpegangan / mendarat dalam waktu yang lama, kempeskan (deflate) BCD supaya anda tidak mudah diombang-ambingkan arus.
Dua teknik terakhir diatas lebih tidak stabil dan rentan diserang arus jika dibandingkan teknik mendarat dengan jari.


Teknik Take off dari pasir.
Kelihatannya sepele, namun anda perlu menyadari bahwa salah satu penyebab pasir naik adalah ketika anda berusaha untuk take off / terlepas dari pasir. Entah anda menghentak pasir, atau anda membawa cukup banyak pasir di atas fin, sehingga ketika anda naik terlalu cepat, banyak pasir yang akan naik.
Kuncinya adalah : Gunakan nafas anda untuk take off atau kembungkan (inflate) BCD sedikit jika diperlukan. Jika ada pasir di atas fin, di lutut, siku atau BCD anda, bersihkan pasir tersebut perlahan-lahan agar jatuh kembali ke bawah tanpa perlu melayang-layang terlalu lama atau terlalu tinggi dari dasar (sea bed).
Jika anda mulai dari posisi duduk, ambil nafas dalam / kembungkan BCD agar anda terangkat dari pasir, posisikan tubuh perlahan-lahan ke posisi horizontal sambil membersihkan pasir dari tubuh anda baru kemudian anda bisa melakukan kicking.
Ingat bahwa anda bisa menggunakan teknik ankle kicking sebelum beralih ke teknik kicking lain yang lebih anda sukai.



Selamat berlatih dan merdeka bermanuver di atas pasir !!


*****

No comments:

Post a Comment

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..