Search This Blog

Tuesday, August 31, 2010

Mengubah manusia... mentoring, mengarahkan, memaksa... mau pakai yang mana ?

Renungan sambil nyetir mobil....

Ternyata ada cukup banyak konsep merubah orang...
Saya coba kupas satu persatu konsep yang saya ketahui.... renungan dibawah ini tidak membahas metode, namun hanya membahas konsep.
Jika anda tertarik dengan metode merubah orang, banyak buku yang bisa dibaca, namun sebelum membaca buku, namun menurut saya lebih baik untuk lebih dahulu mengerti konsep / paradigma yang ada melatar belakangi metode / tips yang kita peroleh...

Konsep pertama :  Mengubah orang dengan disiplin, reward and punishment, aturan, batasan, moral.
Mirip dengan yang ada di sekolah, mungkin juga di keluarga. Kita diajarkan moral, aturan, disiplin. Harus ini dan itu, ini yang baik itu yang jelek. Jika kita melanggar aturan, maka kita akan dihukum, jika kita melakukan yang baik kita diberi hadiah.
Ada cukup banyak ketentuan-ketentuan yang 'dari sononya begitu' harus dilakukan tanpa protest, hopefully someday kita mengerti mengapa kita dilarang. (Kadang kita menjadi terharu dan sangat menghargai ketika akhirnya kita mengerti 'pendidikan' yang kita terima).

Konsep kedua : Mengubah orang dengan pressure, goal and boundaries. Saya jumpai di banyak perusahaan dan kerja profesional. Manusia diberi deadline, target, batasan-batasan (tentu dengan wewenang, tanggung jawab yang jelas), support dengan training, dana, dll.
Ada penentuan goal, orang digiring (dipaksa) untuk memperbaiki kelemahannya karena jika tidak mau memperbaiki maka tujuan / target akan sulit dicapai. Kadang bahkan kelemahan bisa ditutup dengan pembagian tugas (departemental), metode, system, dst.
Keberhasilan disusun bersama kemudian didogmakan, mimpi individu dilekatkan pada mimpi organisasi, jika organisasi berhasil maka mimpi kita juga akan tercapai (uang, pangkat, dll).

Konsep ketiga : Mengubah orang dengan memberikan kesempatan, mengajak, membuat orang itu bisa mengembangkan kelebihannya dengan demikian 'melupakan' / 'meredam' sisi buruknya.
Paksaan dan batasan tidak secara jelas diberikan, namun orang tetap bisa merasakan kuatir, takut jika gagal, tetap ada punishment namun sifatnya untuk mengingatkan.
Orang lebih diarahkan kepada kesadaran akan pengembangan diri, jika kita tidak bisa berkembang maka disitulah kita gagal, orang merasa tidak enak karena tidak bisa berperan lebih banyak, bukan salah atau benar namun banyak atau kurang berperan.
Ketika orang belum mengerti keburukannya dan melakukan kesalahan, maka lebih banyak diingatkan, terus menerus disadarkan dan diajak. Ketika orang tersebut sudah mengerti maka kita baru bersikap lebih tegas, sambil terus menerus didorong / dihanyutkan ke arah mimpi yang dibuat 'bersama'.  Namun keberhasilan kita tidak ditentukan oleh berhasil atau tidaknya organisasi tersebut. Kita berhasil jika kita lebih berguna, lebih berperan, terus berkembang.

:).
Apakah ada yang salah atau benar ?
Mungkin tidak, bagi saya yang ada adalah : lebih tepat atau tidak tepat tergantung situasi, tergantung materi yang dimiliki, tergantung latar belakang / paradigma yang sekarang ada....


Ada tiga hal yang saya renungkan ketika merenungkan topik ini, tiga nasihat dari 'guru sepanjang perjalanan hidup saya', Universitas Kehidupan....
1. Tidak ada orang yang aneh, tidak ada orang yang sulit atau mudah, yang ada adalah setiap orang itu unik, dan kita perlu punya trik tersendiri untuk menghadapi / mengubah berbagai macam tipe terebut.
2. Mengubah orang adalah memberikan kesempatan bagai hal hal positif untuk dikembangkan dan hal hal negatif untuk diredam, karena kita tidak bisa menghilangkan (dan tidak perlu capek capek berusaha meniadakan) hal hal yang negatif dari seseorang.
3. Rendah hati dan persistent. Kesulitan harus dihadapi dengan rendah hati dan semangat untuk kembali memecahkan kesulitan itu. Kepemimpinan tidak perlu heroik, berkharisma, kepemimpinan adalah semangat dan kerendahan hati yang abadi.

No comments:

Post a Comment

Glad if you could give me a feedback :), cheers matey..